Wisata

Museum kretek bukan hanya mengajak kita untuk melihat sejarah dari rokok kudus saja, di museum kretek juga terdapat wisata-wisata untuk keluarga. Aneka permainan anak, bioskop 3D, sampai waterboom. Fasilitas demi fasilitas dihadirkan di museum kretek untuk menambah daya tarik wisatawan datang ke Museum Kretek.
Museum kretek yang berlokasi di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, secara mengejutkan akan dilengkapi dengan waterboom dan dibiayai dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH CHT) 2009.

Museum yang konon satu-satunya di dunia, dibangun secara bertahap dengan peletakan batu pertama Gubernur Jawa Tengah pada 11 Desember 1984, diresmikan Menteri Dalam Negeri, Soepardjo Roestam 3 Oktober 1986, dengan biaya patungan dari Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK) dengan pemerintah Kabupaten Kudus.

Padahal menurut anggota DPRD Kudus, Sururi Mujib, Selasa(5/5) pembangunan waterboom yang menggunakan dana DBH CHT pernah ditolak Dirjen Anggaran. "Ketika saya masih menjabat Ketua Komisi B DPRD Kudus, pernah berkoordinasi langsung dengan sejumlah pejabat yang menangani DBH CHT, termasuk Dirjen Anggaran dan memang tidak diperbolehkan, karena tidak sesuai peruntukannya. Setelah ditangani Komisi D ternyata diloloskan," tuturnya.

Ia menambahkan secara kelembagaan maupun pribadi, samasekali tidak setuju dengan pembangunan waterboom tersebut, karena sama sekali tidak terkait dengan museum kretek. Apalagi menyangkut kehidupan buruh dan industri rokok kretek.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Abdul Hamid, menyatakan tidak tahu menahu tentang pembangunan waterboom di museum kretek, termasuk renovasi museum kretek yang juga menggunakan DBH CHT 2008. "Saya baru menjabat sebagai kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata beberapa bulan terakhir. Jadi tinggal menerima saja,"  ujarnya.

Sedang rehabilitasi museum kretek dengan dana DBH CHT 2008 sebesar Rp 1 miliar juga ditengarai bermasalah. Terutama menyangkut pembangunan movie theatre (semacam bioskop mini) yang hanya mampu menampung maksimal 15 penonton dan 100 persen selesai.

Lalu pembangunan kios cenderamata yang hanya berukuran 2x 2 meter, pengadaan taman lalu lintas yang hanya dinikmati kalangan anak-anak. Lagi pula, penataan ruang museum juga amburadul. Tidak ada buku petunjuk, papan nama yang jelas, brosur , tidak ada pemandu, tidak ada areal parkir dan bahkan pengunjung harus copot sepatu atau alas kaki lainnya, keluh Muhtadi, salah seorang murid SMA dari Demak ketika pekan lalu bersama sejumlah teman berkunjung ke museum kretek. (Kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar